Perjanjian dagang antara Indonesia dan Peru melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) telah resmi ditandatangani. Kementerian Perdagangan menargetkan nilai perdagangan kedua negara bisa mencapai US$5 miliar selama masa berlaku kesepakatan ini, yang setara dengan sekitar Rp81 triliun berdasarkan asumsi kurs saat ini.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan bahwa strategi ini mencakup total ekspor dari kedua negara. Penetapan target tersebut menunjukkan ambisi kedua belah pihak untuk meningkatkan volume perdagangan secara signifikan.
“Angka US$5 miliar ini bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk Peru. Misalnya, bisa saja Indonesia menyumbang US$3 miliar, sementara Peru berkontribusi US$2 miliar,” kata Djatmiko dalam sebuah konferensi pers di Jakarta.
Analisis Pertumbuhan Perdagangan Indonesia-Peru
Djatmiko menyatakan bahwa target yang ditetapkan cukup ambisius. Pada enam bulan pertama tahun 2025, nilai total perdagangan antara kedua negara baru mencapai US$264,8 juta, meningkat 34,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar US$197,1 juta.
Di semester pertama tahun 2025, ekspor Indonesia ke Peru tercatat sebesar US$206,4 juta, sedangkan impor dari Peru hanya mencapai US$58,4 juta. Meski pertumbuhan ini positif, nilai total perdagangan ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan target ambisius yang ditetapkan.
Sepanjang tahun 2024, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Peru berada di angka US$480,7 juta. Walaupun nilai ini kecil, pertumbuhan perdagangan mengalami tren kenaikan yang rata-rata mencapai 15,08% per tahun dari tahun 2020 hingga 2024.
Peluang Sektor Ekspor yang Menjanjikan
Sektor-sektor tertentu memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Peru. Djatmiko menyebutkan beberapa di antaranya seperti alas kaki, tekstil, otomotif serta komponen suku cadang, biodiesel, dan produk perikanan.
Komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Peru pada tahun 2024 antara lain adalah mobil dan kendaraan bermotor lainnya senilai US$120,8 juta, diikuti oleh alas kaki, dan minyak sawit. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam produk-produk tersebut.
Sementara itu, untuk sektor impor, Brazil mengirim produk seperti biji kakao dan batubara. Ini menunjukkan adanya keragaman dalam jenis produk yang diperdagangkan antara kedua negara.
Keberhasilan Proses Negosiasi IP-CEPA
Penting dicatat bahwa proses negosiasi untuk IP-CEPA diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, yakni hanya 14 bulan. Durasi ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan umumnya perjanjian dagang yang sering kali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.
Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperluas akses pasar dan mendorong pertumbuhan perdagangan antara Indonesia dan Peru. Keduanya sepakat untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, seperti pangan, pertambangan, dan transisi energi.
Dengan demikian, harapan akan peningkatan kerja sama ini menjadi semakin nyata dan diharapkan akan berdampak positif bagi perekonomian kedua negara di masa mendatang.