Hampir semua susu dalam kemasan yang dijual di pasaran sudah melalui proses sterilisasi, baik melalui metode UHT maupun pasteurisasi. Namun, tidak semua orang bisa dengan aman meminum susu yang telah disterilkan tersebut.
Beberapa individu yang menderita kondisi kesehatan tertentu disarankan untuk menghindari susu steril agar tidak mengalami komplikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas siapa saja yang sebaiknya tidak mengonsumsi susu steril.
Susu mentah yang belum disterilkan berisiko tinggi mengandung bakteri patogen serius, seperti Campylobacter, E. coli, Salmonella, dan Listeria. Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan infeksi yang serius bagi kesehatan manusia.
Di sisi lain, bagi sebagian orang dengan kondisi kesehatan tertentu, meskipun susu telah steril, kandungan dalam susu itu sendiri bisa memicu masalah. Oleh karena itu, penting untuk memahami kelompok mana yang sebaiknya menghindari susu steril.
Siapa yang Tidak Disarankan untuk Mengonsumsi Susu Steril?
Susu steril adalah produk yang telah melewati proses pemanasan intensif, memungkinkan susu tersebut tahan lama tanpa perlu pendinginan. Proses ini sangat memudahkan pengonsumsian, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke lemari es.
Namun, penting untuk dicatat bahwa metode sterilisasi dapat mempengaruhi nilai gizi dari susu. Beberapa vitamin yang sensitif terhadap panas, seperti vitamin C dan B1, dapat hilang selama proses ini.
Walaupun demikian, beberapa mineral penting seperti kalsium, fosfor, dan kalium tetap terjaga kualitasnya setelah sterilisasi. Meskipun susu steril terlihat praktis dan aman, tidak semua orang dapat mengonsumsinya tanpa risiko.
Beberapa kondisi medis tertentu menjadikan konsumsi susu steril sangat tidak dianjurkan atau bahkan berbahaya. Berikut adalah kelompok orang yang sebaiknya menghindari susu tersebut.
Kelompok yang Berisiko Mengalami Alergi Terhadap Susu Steril
Alergi susu adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein yang terdapat dalam susu, menyebabkan produksi antibodi seperti IgE. Gejalanya bervariasi, mulai dari muntah hingga reaksi anafilaksis yang parah.
Bagi mereka yang menderita alergi susu, bahkan susu yang telah disterilkan pun bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Ini berbeda jauh dari intoleransi laktosa, yang lebih dengan masalah pencernaan.
Selain alergi, intoleransi lactose merupakan kondisi lain yang umum terjadi. Hematuria, kembung, dan sakit perut dapat disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memecah laktosa dengan baik.
Orang yang mengalami intoleransi biasanya masih bisa mengonsumsi produk susu dengan kadar laktosa rendah. Namun, bagi mereka yang tidak dapat mentolerir laktosa sama sekali, solusi seperti susu tanpa laktosa bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Kelompok Penderita Sensitivitas Terhadap Kasein dan Efek Lainnya
Kasein adalah protein utama dalam susu yang terkadang menimbulkan reaksi sensitivitas. Mereka yang sensitif terhadap kasein dapat mengalami gejala seperti nyeri perut atau diare setelah mengonsumsi produk susu.
Penting bagi individu ini untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk mengelola kondisi mereka. Jika merasa gejala setelah konsumsi susu, segera carilah bantuan ahli gizi.
Dalam konteks kesehatan kulit, sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi susu dan jerawat. Bagi remaja dan orang dewasa yang berjerawat, pengurangan konsumsi susu bisa membantu menurunkan gejala.
Dalam beberapa laporan, susu diketahui dapat mempengaruhi hormon yang dapat memperburuk jerawat. Oleh karena itu, bagi seseorang yang sudah memiliki masalah kulit, sangat disarankan untuk mengurangi konsumsi susu steril.
Potensi Risiko Kanker dan Penyakit Lainnya
Beberapa penelitian menghubungkan konsumsi produk susu dengan peningkatan risiko kanker payudara. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang banyak mengkonsumsi produk keju tinggi lemak memiliki risiko yang lebih tinggi.
Selain kanker payudara, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi susu dapat meningkatkan risiko kanker prostat di antara pria. Studi meta-analisis mengindikasikan adanya risiko signifikan bagi mereka yang mengonsumsi lebih dari tiga porsi produk susu per hari.
Penderita eksim dan rosacea juga disarankan untuk berhati-hati dengan konsumsi susu, karena ada indikasi bahwa produk ini bisa memperburuk kondisi kulit mereka. Memahami keterkaitan antara makanan dan kesehatan kulit adalah kunci untuk mengelola gejala.
Jika Anda termasuk dalam salah satu kelompok yang disebutkan, sangat penting untuk mendiskusikan kebiasaan makan Anda dengan dokter atau ahli gizi. Konsultasi dapat membantu menemukan pilihan makanan yang lebih sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.