Buser.co.id
    • Home
    • Berita
    • Bisnis
    • Bola
    • Entertainment
    • Health
    • Lifestyle
    • Otomotif
    • Properti
    • Tekno
    • Travel
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Berita
    • Bisnis
    • Bola
    • Entertainment
    • Health
    • Lifestyle
    • Otomotif
    • Properti
    • Tekno
    • Travel
    No Result
    View All Result
    Buser.co.id
    No Result
    View All Result
    Home Properti

    Pelajaran Jepang Setelah Gempa M7,9 yang Menewaskan 100 Ribu Orang

    Habibi Kurniawan by Habibi Kurniawan
    July 31, 2025
    in Properti
    0
    Pelajaran Jepang Setelah Gempa M7,9 yang Menewaskan 100 Ribu Orang
    0
    SHARES
    0
    VIEWS
    Share on FacebookShare on Twitter

    Gempa bumi dengan kekuatan M8,7 mengguncang wilayah Kamchatka, Rusia, pada Rabu (20/7/2025). Fenomena alam ini memicu peringatan tsunami di berbagai tempat, termasuk Kepulauan Pasifik dan Jepang, yang menghasilkan respons cepat dari otoritas setempat.

    Peringatan tsunami dikeluarkan untuk wilayah Kepulauan Mariana Utara, seperti Guam dan Saipan. Dalam situasi ini, masyarakat diimbau untuk menjauh dari pantai untuk menghindari gelombang tsunami yang berpotensi menghantam wilayah pesisir Jepang.

    Kemungkinan gelombang setinggi satu meter di Hokkaido diperkirakan akan tiba sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Ini membuat pemerintah Jepang segera menanggapi dengan tindakan evakuasi, menunjukkan kesiapan mereka menghadapi bencana alam.

    Respons cepat ini tidak terlepas dari pengalaman Jepang di masa lalu. Negara ini telah belajar dari tragedi besar yang menghancurkan, terutama ketika Gempa Kanto terjadi pada tahun 1923, yang menewaskan ratusan ribu orang dan mengubah cara pandang masyarakat terhadap bencana alam.

    Sebelum tragedi tersebut, masyarakat Jepang kurang memperhatikan ancaman gempa, yang dianggap sepele. Namun, peristiwa itu menjadi titik balik dan memicu upaya mitigasi bencana yang lebih serius.

    Kesiapan Jepang Menghadapi Bencana Alam

    Jepang terkenal berada di zona yang rawan gempa bumi akibat pergerakan lempeng tektonik. Sejarah mencatat gempa pertama kali di Jepang terjadi pada tahun 416 Masehi, tetapi kurangnya pengetahuan menyebabkan masyarakat tidak siap menghadapinya.

    Dengan jumlah penduduk yang sedikit dan arsitektur yang kurang mendukung, dampak gempa sebelumnya dianggap remeh. Namun, semua itu berubah sejak tragedi Kanto saat ribuan bangunan ambruk dan kebakaran melanda kota.

    Pentingnya kesiapan menghadapi bencana menjadi jelas setelah lebih dari 100 ribu orang kehilangan nyawa akibat tragedi tersebut. Kerugian material yang mencapai miliaran yen memicu krisis keuangan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana.

    Setelah tragedi Kanto, Jepang melakukan banyak hal untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Pendidikan kebencanaan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagai langkah preventif untuk mempersiapkan generasi mendatang.

    Dengan metode pendidikan yang interaktif dan keterlibatan masyarakat, Jepang telah membangun budaya kesiapsiagaan bencana yang kuat. Sekolah-sekolah rutin mengadakan simulasi evakuasi untuk memastikan siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.

    Reformasi Struktural dan Kebijakan Mitigasi

    Pemerintah Jepang juga memperkenalkan peraturan baru dalam pembangunan infrastruktur pasca-Gempa Kanto. Semua bangunan diperintahkan untuk memenuhi standar tahan gempa yang ketat demi keselamatan publik.

    Jalur evakuasi diperjelas, dan alat pendeteksi gempa dipasang di seluruh wilayah rawan. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat respons saat bencana dan meminimalkan kerugian akibat gempa di masa depan.

    Melalui kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, mereka terbentuk menjadi tim tanggap bencana. Ini juga memastikan bahwa prosedur evakuasi selalu terencana dan tidak terkesan mendadak.

    Kebijakan publik terus beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan Jepang sebagai salah satu negara terdepan dalam mitigasi bencana. Hal ini terlihat dari respons cepat mereka terhadap gempa baru-baru ini di Kamchatka.

    Keberhasilan Jepang dalam menghadapi risiko bencana juga dilandasi oleh penelitian dan pengembangan teknologi terbaru. Hal ini menciptakan sistem yang lebih baik untuk mendeteksi dan merespon bencana dalam waktu sesingkat mungkin.

    Pentingnya Belajar dari Masa Lalu

    Meskipun teknologi semakin canggih, kenyataan bahwa bencana alam tidak dapat dihindari tetap ada. Sejarah telah mengajarkan Jepang bahwa pemahaman, kesiapan, dan pendidikan adalah kunci untuk mengurangi risiko.

    Perubahan budaya ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, di mana setiap generasi baru diajarkan untuk menghormati kekuatan alam. Cerita-cerita dari masa lalu seringkali menjadi pengingat penting akan fragilitas kehidupan.

    Akibatnya, Jepang kini dikenang sebagai negara yang paling siap menghadapi bencana. Dengan ketahanan yang dibangun dari pengalaman pahit, mereka berhasil menciptakan masyarakat yang lebih tanggap terhadap potensi bencana alam.

    Tindakan proaktif dan konsistensi yang ditunjukkan lambat laun mulai membuahkan hasil positif. Saat gempa mengguncang, warga sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapinya.

    Ketika Jepang beralih dari masa lalunya yang kelam menuju visi masa depan yang lebih cerah, proses perbaikan terus berjalan. Upaya berkelanjutan dalam mitigasi bencana akan menjamin keselamatan generasi mendatang.

    Tags: GempaJepangM79MenewaskanOrangPelajaranRibuSetelahyang
    Previous Post

    Persiapan Jual Mobil Baru, Jetour Targetkan Membangun Tiga Puluh Dealer Tahun Ini

    Next Post

    Daftar Gempa Terbesar di Dunia Termasuk Indonesia

    Habibi Kurniawan

    Habibi Kurniawan

    Next Post
    Daftar Gempa Terbesar di Dunia Termasuk Indonesia

    Daftar Gempa Terbesar di Dunia Termasuk Indonesia

    Stay Connected test

    • 23.9k Followers
    • 99 Subscribers
    • Trending
    • Comments
    • Latest
    Lanjutkan Subsidi Motor Listrik Rp7 Juta dari Anggaran Sendiri

    Lanjutkan Subsidi Motor Listrik Rp7 Juta dari Anggaran Sendiri

    July 31, 2025
    Atto 1 Mulai Inden Panjang, Beli di GIIAS 2025 Siap Dikirim Desember

    Atto 1 Mulai Inden Panjang, Beli di GIIAS 2025 Siap Dikirim Desember

    August 14, 2025
    Langkah Pertama Masih Kuasai Box Office

    Langkah Pertama Masih Kuasai Box Office

    August 5, 2025
    Memelihara Singa di Thailand Menyebabkan Keresahan di Masyarakat

    Memelihara Singa di Thailand Menyebabkan Keresahan di Masyarakat

    August 4, 2025
    Butuh 10 Tahun Membangun PLTA, Pengusaha Minta Dukungan Prabowo

    Butuh 10 Tahun Membangun PLTA, Pengusaha Minta Dukungan Prabowo

    0
    Dana Bansos Rp2,1 T Tersimpan di 10 Juta Rekening Tidak Aktif

    Dana Bansos Rp2,1 T Tersimpan di 10 Juta Rekening Tidak Aktif

    0
    Justin Hubner Bergabung dengan Fortuna Sittard Secara Resmi

    Justin Hubner Bergabung dengan Fortuna Sittard Secara Resmi

    0
    Pasar Chatuchak yang Jadi Fenomena Budaya Terkena Penembakan Massal

    Pasar Chatuchak yang Jadi Fenomena Budaya Terkena Penembakan Massal

    0
    Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek dengan Promo HUT ke-80 RI

    Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek dengan Promo HUT ke-80 RI

    August 15, 2025
    BUMN Danantara Harus Adopsi AI Menurut Telkom, Manusia Bisa Digantikan

    BUMN Danantara Harus Adopsi AI Menurut Telkom, Manusia Bisa Digantikan

    August 15, 2025
    Isuzu Mencatat 969 SPK Selama GIIAS 2025

    Isuzu Mencatat 969 SPK Selama GIIAS 2025

    August 15, 2025
    Madonna Minta Paus Leo Kunjungi Gaza Sebelum Terlambat

    Madonna Minta Paus Leo Kunjungi Gaza Sebelum Terlambat

    August 15, 2025

    Berita Terkini

    Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek dengan Promo HUT ke-80 RI

    Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek dengan Promo HUT ke-80 RI

    August 15, 2025
    BUMN Danantara Harus Adopsi AI Menurut Telkom, Manusia Bisa Digantikan

    BUMN Danantara Harus Adopsi AI Menurut Telkom, Manusia Bisa Digantikan

    August 15, 2025
    Isuzu Mencatat 969 SPK Selama GIIAS 2025

    Isuzu Mencatat 969 SPK Selama GIIAS 2025

    August 15, 2025
    Madonna Minta Paus Leo Kunjungi Gaza Sebelum Terlambat

    Madonna Minta Paus Leo Kunjungi Gaza Sebelum Terlambat

    August 15, 2025

    Network

    Beritariau
    BitcoinNews
    simplenews
    rs-medikabsd
    upload
    ibnusutowohospital
    ademsari
    dermaluz
    jiexpo
    donghan
    icconsultant
    metroindo
    bentogroup
    gatranews
    kacapatri
    gemilangsukses
    siomom
    situskita
    masyumi
    dapurdia
    baginasipagi
    bacaajadulu
    sukagaming
    sobatsandi
    ragaminspirasi
    salamdokter
    buser
    morindonews
    wordpres
    sigarmas
    infotekno
    metroproperti
    siarandigital
    corinedefarme
    rhinocorp
    cloudmedia
    amornews
    newsbreak
    csms
    newszonamerah
    dutacendana
    mediahub
    ihsg
    diksinews
    publikita
    hostija
    suarakita
    warga
    pyramedia
    eratv
    analisanews
    ayonet
    getkurs
    senjupremium
    ppob-btn
    sekoja
    kasmaranjokowi
    sigmanews
    suarapetirnews
    getjobs
    beritakarya
    sekolahpenerbangan

    Buser.co.id

    Jl. Tanjung Duren Dalam No.18, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (11470) +62812 6888 0169 [email protected]

    Follow Us

    Kategori

    Recent Posts

    • Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek dengan Promo HUT ke-80 RI
    • BUMN Danantara Harus Adopsi AI Menurut Telkom, Manusia Bisa Digantikan
    • Isuzu Mencatat 969 SPK Selama GIIAS 2025
    • Madonna Minta Paus Leo Kunjungi Gaza Sebelum Terlambat
    • Akhir Pekan Ini Hadirkan Sederet Acara Spesial Kemerdekaan di TRANS7

      Copyright © 2025 buser.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang buser.co.id.

      No Result
      View All Result
      • Home
      • Berita
      • Bisnis
      • Bola
      • Entertainment
      • Health
      • Lifestyle
      • Otomotif
      • Properti
      • Tekno
      • Travel

      Copyright © 2025 buser.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang buser.co.id.