Seiring dengan berkembangnya media sosial, aktivitas memelihara singa sebagai hewan peliharaan semakin menjadi tren di Thailand. Memelihara hewan eksotis seperti singa tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga cara untuk menarik perhatian di platform media sosial.
Tren ini memicu kritik dari berbagai kalangan, termasuk para ahli konservasi dan organisasi perlindungan hewan. Mereka khawatir bahwa tindakan ini berpotensi membahayakan baik bagi hewan itu sendiri maupun manusia yang berinteraksi dengan hewan ganas tersebut.
Banyak pemilik singa yang memamerkan kedekatan mereka dengan hewan ini, seolah-olah menunjukkan gaya hidup yang glamor. Namun, di balik itu semua, terdapat isu etis dan legal yang tidak bisa diabaikan.
Fenomena Memelihara Singa di Media Sosial
Media sosial memfasilitasi pembentukan tren baru, termasuk tren memelihara singa. Banyak pengguna internet yang mengunggah foto dan video saat mereka bermain dengan singa peliharaan mereka, menciptakan citra glamor dan menyenangkan.
Namun, konten tersebut sering kali mengabaikan realitas bahwa singa adalah hewan liar yang memiliki kebutuhan khusus. Dalam banyak kasus, pemilik tidak memenuhi kebutuhan fisik dan mental hewan ini, yang berpotensi menyebabkan masalah perilaku.
Selain itu, banyak pemilik tidak menyadari komplikasi hukum dalam memelihara hewan eksotis. Di Thailand, ada aturan ketat mengenai kepemilikan hewan liar, dan pelanggaran dapat menyebabkan denda berat atau hukuman penjara.
Resiko dan Bahaya bagi Pemilik dan Hewan
Memelihara singa sebagai hewan peliharaan tidak hanya berisiko bagi hewan itu sendiri, tetapi juga bagi manusia. Singa, meskipun tampaknya jinak, memiliki insting liar yang dapat muncul kapan saja.
Banyak insiden terjadi di mana pemilik singa mengalami serangan oleh hewan peliharaan mereka. Kejadian seperti ini meningkatkan kesadaran akan bahaya tidak hanya bagi pemilik, tetapi juga bagi orang di sekitar mereka.
Kondisi fisik dan psikologis singa juga bisa terganggu jika tidak diperlakukan dengan baik. Mereka bisa mengalami stres akibat lingkungan yang tidak sesuai dengan habitat alami mereka, yang dapat berujung pada perilaku agresif.
Pandangan Para Ahli dan Aktivis Perlindungan Hewan
Para ahli mengusulkan agar pemeliharaan hewan eksotis seperti singa sebaiknya dihindari demi keselamatan dan kesejahteraan hewan. Mereka menyarankan bahwa singa seharusnya hidup dalam habitat alami mereka, bukan sebagai hewan peliharaan.
Aktivis perlindungan hewan berjuang untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya melindungi spesies liar. Mereka menekankan bahwa mengadopsi hewan liar sebagai hewan peliharaan hanya memperburuk masalah konservasi.
Beberapa negara telah mengambil langkah untuk menegakkan larangan terhadap pemeliharaan hewan eksotis, tetapi kerentanan terhadap pelanggaran hukum masih tinggi. Regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi hewan-hewan tersebut dari eksploitasi.