Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, baru-baru ini menyerahkan santunan jaminan kecelakaan kerja dan beasiswa kepada keluarga korban kecelakaan laut di Pantai Ngampiran. Kehadiran bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dan memberikan dukungan dalam proses pemulihan mereka.
Keluarga dari Norjuwadi, seorang nelayan berusia 47 tahun yang menjadi korban, berhak mendapatkan klaim dari BPJS Ketenagakerjaan. Total santunan dan beasiswa tersebut mencapai Rp. 223.000.000, hasil dari kepesertaan Norjuwadi dalam program BPJS yang dibiayai oleh pemerintah melalui dana khusus.
Mochamad Nur Arifin mengungkapkan harapannya agar dana tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh anak-anak yang ditinggalkan. Dengan semangat dan dukungan, ia mendorong mereka untuk tidak kehilangan motivasi dalam mengejar pendidikan dan masa depan yang lebih baik.
“Saya pernah mengalami hal serupa ketika ditinggal orang tua di usia 17 tahun. Saya yakin bahwa Allah menyiapkan rencana yang lebih baik untuk kita semua,” ujarnya saat memberikan santunan. Pengalaman pribadinya menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus mendukung masyarakat yang mengalami kesulitan.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada BPJS Ketenagakerjaan atas bantuan yang diberikan. Menurutnya, dukungan ini sangat berarti, terutama bagi keluarga yang tengah berduka. Ia juga mengajak masyarakat untuk mendaftar dan mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan sebagai langkah proteksi bagi diri dan keluarga.
Waktu dan Penyebab Kecelakaan Laut yang Mengguncang Komunitas
Kecelakaan laut yang menimpa Norjuwadi terjadi pada 27 Agustus, ketika dia sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan di perairan Pantai Ngampiran. Korban terbawa arus ombak yang cukup kuat, menyebabkan proses pencarian menjadi sulit.
Meski upaya pencarian telah dilakukan, namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Baru pada tanggal 8 September, jenazah Norjuwadi ditemukan oleh nelayan di Pantai Baron, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Penemuan ini mengakhiri masa menunggu penuh harapan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Proses identifikasi jenazah dilakukan untuk memastikan bahwa itu adalah Norjuwadi, membawa kepastian yang dibutuhkan oleh keluarganya. Hal ini juga menjadi pelajaran bagi masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga keselamatan saat melaut, terutama di perairan yang dapat berbahaya.
Pentingnya Perlindungan melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk Nelayan
Perlindungan bagi nelayan dan pekerja rentan lainnya menjadi isu yang sangat relevan. Dalam hal ini, BPJS Ketenagakerjaan memberikan kesempatan bagi individu untuk mendapatkan perlindungan, baik dari segi kesehatan maupun jaminan sosial. Klaim yang diterima oleh keluarga Norjuwadi merupakan contoh konkret dari manfaat yang bisa diperoleh melalui program ini.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten Trenggalek, Adi Wibowo, menjelaskan bahwa kepesertaan korban ini dibiayai oleh pemerintah melalui dana yang ditujukan untuk pekerja rentan. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa semua pekerja, termasuk nelayan, mendapatkan perlindungan dari risiko yang tak terduga di tempat kerja.
Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak pekerja, khususnya di sektor perikanan, yang akan mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kesadaran akan pentingnya perlindungan finansial di saat musibah sangat krusial bagi kelangsungan hidup keluarga mereka.
Langkah-Langkah Yang Dapat Diambil untuk Meningkatkan Keselamatan Nelayan
Dalam menghadapi risiko kecelakaan di laut, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keselamatan para nelayan. Pertama, penyediaan pelatihan keselamatan bagi nelayan sangat penting untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan tentang prosedur keselamatan yang tepat saat berada di laut.
Kedua, penggunaan alat dan perlengkapan keselamatan yang sesuai juga harus menjadi prioritas. Pelaut perlu dilengkapi dengan peralatan yang dapat membantu mereka dalam situasi darurat, seperti pelampung, alat komunikasi, dan sinyal bahaya yang efektif.
Ketiga, adanya sosialisasi dan penyuluhan mengenai cuaca dan kondisi laut sebelum melakukan aktivitas penangkapan ikan juga sangat diperlukan. Dengan informasi yang tepat, nelayan dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai kapan dan di mana mereka sebaiknya melaut.