Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa hampir 80 persen turis dari Asia Tenggara menganggap Amerika Serikat (AS) telah kehilangan daya tarik sebagai tujuan wisata. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran akan diskriminasi, kekerasan senjata api, serta biaya perjalanan yang tinggi, sebagaimana dilaporkan oleh sebuah studi yang dilakukan terhadap wisatawan dari enam negara di kawasan tersebut.
Hasil survei menunjukkan bahwa satu dari empat responden merasa kurang tertarik untuk mengunjungi AS dalam jangka waktu enam bulan terakhir. Kekhawatiran yang mendasari penurunan minat ini mencakup kebijakan pemerintahan yang dinilai kontroversial serta meningkatnya kekerasan bersenjata di berbagai daerah di AS.
Dari 6.000 responden yang disurvei, sebagian besar adalah wisatawan dari negara-negara seperti Singapura, Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Hasilnya memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana persepsi terhadap AS mulai berubah di kalangan wisatawan Asia Tenggara.
Faktor Penyebab Penurunan Minat Wisatawan ke AS
Kekhawatiran akan diskriminasi menjadi salah satu alasan utama bagi turis untuk menghindari perjalanan ke AS. Banyak responden mengutip pengalaman buruk yang pernah mereka dengar, yang menimbulkan rasa takut saat mempertimbangkan kunjungan ke negara tersebut.
Selain itu, kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan sebelumnya juga berkontribusi terhadap pembentukan persepsi negatif tentang AS. Segala sesuatu dari kebijakan imigrasi hingga tindakan terhadap minoritas menjadi sorotan yang mengkhawatirkan bagi wisatawan.
Aspek lain yang menyebabkan penurunan ini adalah meningkatnya kekerasan bersenjata, yang membuat banyak orang merasa tidak aman. Penembakan massal yang terjadi di berbagai lokasi di AS sering kali menjadi berita utama, dan hal ini turut mempengaruhi keputusan wisatawan.
Data Demografis dari Survei yang Melibatkan Wisatawan
Survei ini melibatkan wisatawan dari berbagai negara dengan beragam latar belakang budaya dan ekonomi. Ditemukan bahwa hampir setengah dari responden mengaku pernah mengunjungi AS setidaknya sekali sebelumnya.
Menariknya, sekitar 55 persen responden dari Singapura menyatakan bahwa mereka kini kurang tertarik untuk pergi ke AS daripada enam bulan yang lalu. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah meningkatnya berita negatif mengenai keamanan di AS.
Dalam survei tersebut, hanya sekitar 7 persen yang menyatakan bahwa minat mereka untuk mengunjungi AS meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat krisis kelayakan dalam hal citra negara di mata wisatawan internasional.
Terdapat Peningkatan Minat dari Negara Tertentu di Asia Tenggara
Meski secara umum terjadi penurunan minat, ada beberapa negara di Asia Tenggara yang menunjukkan ketertarikan lebih besar untuk mengunjungi AS. Misalnya, responden dari Vietnam dan Filipina melaporkan bahwa minat mereka terhadap perjalanan ke AS meningkat dibandingkan enam bulan lalu.
Secara spesifik, sekitar 57 persen warga Vietnam dan 49 persen warga Filipina menyatakan peningkatan ketertarikan. Ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu, seperti lokasi keluarga di AS, dapat menjadi motivasi utama bagi mereka.
Pakar perjalanan menyoroti bahwa ikatan keluarga dan daya tarik budaya pop Amerika adalah dua faktor utama yang mendorong orang untuk mengunjungi AS. Peningkatan minat tersebut bisa jadi terkait dengan adanya diaspora besar dari negara-negara itu di AS.