Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, baru-baru ini mengumumkan langkah signifikan dengan pembelian surat berharga negara (SBN) senilai Rp200 triliun. Pembelian ini dilakukan dari pasar sekunder, artinya, BI membeli SBN dari tangan investor, bukan langsung dari pemerintah. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memberikan dukungan kepada pasar.
Perry menjelaskan bahwa tindakan ini diambil dalam kerangka regulasi yang memungkinkan Bank Indonesia beroperasi di pasar sekunder. Pembelian SBN dengan nilai sebanyak ini menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas keuangan negara di tengah berbagai tantangan yang ada.
Di bawah UU Nomor 4 Tahun 2023, pemerintah memberikan wewenang yang lebih luas kepada BI dalam menangani masalah sistem keuangan. Dengan demikian, langkah ini menjadi bagian dari strategi yang lebih besar untuk memastikan ketahanan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Implementasi Regulasi Baru oleh Bank Indonesia untuk Mendukung Perekonomian
Dengan adanya UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, BI kini memiliki dasar hukum yang kuat untuk melaksanakan sejumlah kebijakan strategis. Di dalam pasal 36A, berbagai wewenang ditetapkan untuk membantu stabilitas sistem keuangan, terutama di saat krisis. Hal ini menunjukkan adaptasi regulasi untuk menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah.
Dalam pasal tersebut, terdapat penjelasan rinci mengenai tiga wewenang yang dimiliki BI, termasuk pembelian SBN di pasar primer. Tindakan ini menjadi semakin penting mengingat tantangan ekonomi global yang dihadapi saat ini. Melalui instrumen ini, BI dapat mendorong penanganan risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
Lebih lanjut, BI juga memiliki kemampuan untuk melakukan reverse repo dengan SBN yang dimiliki oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Langkah ini menciptakan fleksibilitas dalam pengelolaan likuiditas dan memberikan dukungan kepada sektor perbankan yang membutuhkan. Melalui pendekatan ini, BI berupaya meminimalisir dampak negatif dari permasalahan yang mungkin muncul.
Pentingnya Keputusan Bersama Antara Gubernur BI dan Menteri Keuangan
Untuk melaksanakan mandat yang diberikan, gubernur BI dan menteri keuangan harus membuat keputusan bersama yang mencakup skema dan mekanisme pembelian SBN di pasar primer. Keputusan ini sangat krusial untuk memastikan bahwa implementasi strategi dapat berjalan dengan efektif. Keberadaan sinergi antara dua lembaga ini menjadi kunci dalam menghadapi tantangan fiskal.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara BI dan pemerintah, keputusan akan lebih terarah dan berdasarkan bukti yang kuat, serta menjawab kebutuhan yang mendesak di lapangan. Hal ini diharapkan akan berdampak positif pada perekonomian nasional secara keseluruhan, khususnya dalam menghadapi situasi krisis.
Pembelian SBN di pasar primer sebelumnya sudah pernah dilakukan selama pandemi Covid-19, di mana BI terlibat dalam pembelian SBN senilai Rp358,32 triliun. Strategi yang sama diharapkan dapat memberikan efek positif bagi perekonomian di saat kondisi genting seperti sekarang ini.
Proses dan Mekanisme Pembelian SBN di Pasar Perdana dan Sekunder
Pembelian di pasar perdana terjadi melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO), di mana investor bisa membeli surat utang negara dalam periode tertentu. Investor memiliki kesempatan untuk memperoleh surat berharga ini dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Proses ini sangat penting untuk menjaga transparansi dan kepastian bagi semua pihak yang terlibat.
Setelah periode penawaran berakhir, surat utang tidak lagi tersedia di pasar perdana, dan hanya bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Di pasar sekunder ini, investor memiliki kebebasan untuk menentukan harga jual, yang bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari harga yang ditetapkan sebelumnya. Ini menciptakan dinamika pasar yang menjadikan investasi lebih menarik.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, transaksi di pasar sekunder kini bisa berlangsung setiap hari kerja bursa. Fleksibilitas ini memberikan peluang bagi investor untuk mengevaluasi keputusan investasi mereka lebih baik lagi. Ini merupakan sarana yang penting untuk menjaga likuiditas di pasar keuangan.