Arab Saudi sedang melaksanakan investasi besar dalam sektor pariwisata non-religius guna menarik lebih banyak pengunjung internasional. Di tengah upaya ini, muncul pertanyaan mengenai kebijakan larangan alkohol yang telah ada selama puluhan tahun di negara tersebut.
Walaupun belum ada pernyataan resmi mengenai pelonggaran total larangan alkohol, kabar terbaru menunjukkan bahwa penjualan alkohol di Arab Saudi telah mengalami perluasan yang signifikan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan sikap yang menarik untuk diperhatikan.
Laporan terbaru mengindikasikan bahwa penyebaran penjualan alkohol di dalam negeri tengah berlangsung. Meskipun larangan tersebut telah diberlakukan lebih dari 70 tahun, kelompok tertentu kini mulai diberikan akses terbatas untuk membeli alkohol sebagai bagian dari perubahan kebijakan yang lebih besar.
Perkembangan Penjualan Alkohol di Arab Saudi Meningkat
Salah satu langkah penting dalam pembangkitan sektor pariwisata adalah dibukanya toko alkohol di Riyadh pada tahun 2024. Toko ini awalnya hanya diperuntukkan bagi diplomat asing, dengan batasan ketat mengenai jumlah yang dapat mereka beli.
Namun, akses ke toko tersebut kini telah diperluas untuk warga negara asing non-Muslim yang memiliki status residensi premium. Hal tersebut menandakan adanya kemajuan dalam kebijakan yang sebelumnya sangat ketat.
Warga asing yang ingin membeli alkohol diharuskan memenuhi beberapa syarat. Mereka harus berpenghasilan minimal 50.000 riyal per bulan, setara dengan sekitar Rp209 juta, serta menunjukkan sertifikat gaji saat melakukan pendaftaran.
Prosedur Ketat untuk Pembelian Alkohol
Proses pembelian di toko tersebut juga dirancang dengan ketat, memerlukan reservasi dan menggunakan sistem berbasis poin yang membatasi total jumlah alkohol yang bisa dibeli. Dimulainya kebijakan ini menjadi perhatian besar bagi banyak pihak.
Belum ada pengumuman resmi dari pemerintah mengenai langkah ini, tapi ada indikasi bahwa lebih banyak toko serupa akan dibuka di kota-kota besar lain di Arab Saudi. Inisiatif ini menunjukkan bahwa negara tersebut sedang bersiap untuk menerima lebih banyak turis.
Selama bertahun-tahun, larangan alkohol menjadi salah satu faktor yang menghambat industri pariwisata Arab Saudi. Kini, dengan adanya langkah-langkah baru ini, harapan untuk peningkatan kunjungan wisata tampaknya menjadi lebih nyata.
Tantangan dan Persaingan yang Dihadapi Arab Saudi dalam Pariwisata
Arab Saudi memiliki ambisi yang sangat besar dalam mengembangkan sektor pariwisata, namun tantangan utama tetap sama, yaitu larangan alkohol. Banyak pengunjung potensial memilih untuk tidak datang ke negara ini karena kebijakan tersebut.
Dalam upaya untuk bersaing dengan destinasi wisata lainnya di Timur Tengah, Arab Saudi perlu mengadopsi kebijakan yang lebih terbuka. Negara-negara seperti Dubai telah berhasil menarik banyak wisatawan melalui penyesuaian kebijakan yang lebih fleksibel.
Jika Arab Saudi ingin merebut pangsa pasar dari industri pariwisata regional, mereka harus belajar dari keberhasilan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengadaptasi kebijakan tersebut. Pencabutan larangan alkohol, meskipun dilakukan secara bertahap, menjadi salah satu langkah penting untuk menuju kesuksesan.














