Eza Gionino kini berada di tengah sorotan publik setelah istri tercintanya, Meiza Aulia Coritha, mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama Cibinong. Dalam pernyataannya, Eza menekankan bahwa perceraian ini bukan disebabkan oleh masalah kekerasan dalam rumah tangga atau perselingkuhan, melainkan masalah komunikasi antara mereka berdua.
Lebih jauh, Eza mengungkapkan bahwa yang terjadi di rumah tangga mereka adalah selisih paham yang menimbulkan konflik. Menurutnya, isu-isu liar yang beredar di luar tentang dugaan KDRT atau pihak ketiga tidaklah benar.
Ia dengan tegas menyatakan, “Demi Allah, tidak ada KDRT dari saya, apa pun itu.” Semua itu menunjukkan betapa seriusnya beliau dalam menangani masalah ini dan pentingnya untuk meluruskan kabar yang tidak akurat.
Perjalanan Hubungan Eza dan Meiza dalam Lima Tahun Terakhir
Setelah menikah pada 22 Juli 2018, Eza dan Meiza telah membina rumah tangga selama tujuh tahun. Mereka dikaruniai tiga anak, yang tentunya menambah warna dalam kehidupan mereka.
Anak pertama mereka lahir pada Juni 2019, diikuti oleh anak kedua pada Februari 2021, dan yang bungsu lahir pada Agustus 2022. Kehadiran anak-anak ini seharusnya membawa kebahagiaan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa setiap hubungan memiliki tantangannya.
Saat berbicara mengenai pernikahan mereka, Eza menegaskan bahwa meski ada masalah, ia tetap menghormati Meiza sebagai ibu yang hebat. Hubungan mereka tidak lepas dari tantangan yang membuat mereka harus terus berkomunikasi secara baik.
Isu-isu Dalam Rumah Tangga yang Perlu Diresapi
Komunikasi yang kurang efektif sering kali menjadi penyebab utama konflik dalam rumah tangga. Eza mengakui bahwa dalam pernikahannya, komunikasi menjadi salah satu faktor yang perlu diperbaiki agar dapat menghindari kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Meskipun ada masalah, Eza juga menyatakan bahwa ia masih ingin terus berjuang demi keutuhan rumah tangga mereka. Ia berharap agar dengan melalui mediasi di pengadilan, segala sesuatunya bisa ditemukan jalan keluarnya.
Menanggapi proses hukum yang diambil Meiza, Eza mengaku menghormati keputusan sang istri. Ini menunjukkan sikap dewasa dan kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan ayah.
Langkah Hukum dan Proses Mediasi yang Dihadapi
Gugatan cerai yang diajukan oleh Meiza telah terdaftar pada 3 September dan dijadwalkan untuk sidang pertama pada 22 September dengan agenda mediasi. Pada sidang ini, diharapkan kedua belah pihak bisa saling mendengarkan dan berusaha menemukan solusi untuk masalah yang ada.
Raka Danira, kuasa hukum Eza, menyatakan bahwa mereka akan memprioritaskan perdamaian dalam proses mediasi tersebut. Ini mencerminkan keinginan Eza untuk menghindari percekcokan yang berkelanjutan.
Dalam proses hukum ini, muncul juga tuntutan hak asuh anak dari Meiza. Ini adalah isu yang tak kalah penting dan akan menjadi fokus utama dalam sidang perdana mendatang.