Fenomena langit yang menarik perhatian, Supermoon, akan menghiasi langit malam pada Rabu, 5 November mendatang. Keberadaan bulan purnama ini istimewa karena dipercaya membawa berbagai makna dan simbol. Pada bulan ini, bulan dikenal sebagai Bulan Berang-berang oleh suku-suku asli Amerika karena merupakan waktu terbaik untuk memasang jebakan berang-berang sebelum lingkungan membeku.
Dalam tradisi, bulan purnama ini juga dikenal dengan sebutan Bulan Beku dan Bulan Gelap. Momen ini menjadi kesempatan bagi para penggemar astronomi dan fotografi untuk menangkap keindahan langit malam.
Supermoon ini merupakan yang kedua dari tiga supermoon yang terjadi pada tahun 2025. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, dan banyak yang menantikan untuk menyaksikannya secara langsung.
Puncak Fase Purnama dan Jarak Bulan ke Bumi
Purnama terjadi pada Rabu (5/11) pukul 20.19 WIB, menandai momen menarik dalam kalender astronomi. Pada saat itu, jarak Bumi-Bulan adalah sekitar 356.980 km, yang membuatnya tampak lebih besar dan terang di langit malam.
Dengan diameter bulat bulan yang mencapai 16′ 43,87″, purnama kali ini akan memberikan pemandangan yang menakjubkan. Untuk menyaksikan keindahan ini, masyarakat dapat mulai melihatnya setelah bulan terbit pada sore hari menjelang malam.
“Puncak fase purnama akan terjadi pada pukul 20.19 WIB,” menurut informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Ini adalah waktu yang tepat untuk menikmati keindahan langit dan merasakan pesona bulan purnama.
Kedekatan Bulan dengan Bumi pada Supermoon
Setelah puncak purnama, bulan akan mencapai perigee pada 6 November 2025 pukul 05.28 WIB. Fenomena ini dapat diamati di belahan Bumi yang masih mengalami malam ketika waktu tersebut tiba.
Pada saat perigee, jarak Bulan dari Bumi adalah 356.833 km, menjadikannya jarak terdekat yang dicatat sepanjang tahun ini. Hal ini membuat pemandangan bulan saat perigee menjadi cukup spektakuler.
Mitigasi perubahan iklim yang global dan pola cuaca juga berperan dalam memberikan kesempatan untuk mengamati fenomena ini. Mengetahui waktu dan tempat yang tepat untuk mengamatinya akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang tertarik.
Keistimewaan Fenomena Supermoon dalam Astronomi
Supermoon terjadi ketika bulan berada dalam fase purnama dan pada saat yang sama mendekati titik terdekatnya dengan Bumi, yang dikenal sebagai perigee. Dalam posisi ini, bulan bisa tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.
Istilah “Supermoon” pertama kali diusulkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Dia mendefinisikannya untuk menggambarkan bulan purnama yang tampak lebih besar dan lebih terang saat mendekati Bumi.
Bulan Purnama November atau Beaver Moon akan menjadi yang paling dekat pada tahun ini, menjadikannya malam yang penuh keindahan dan keajaiban. Ini adalah kesempatan bagi para pengamat langit untuk menyaksikan keajaiban alam dengan lebih jelas.














