Pada kuartal kedua tahun ini, Medco Energi mengalami penurunan laba bersih yang signifikan hingga 81,5 persen, mencapai hanya US$37 juta. Angka tersebut jauh berkurang dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencatat laba sebesar US$200 juta.
Penyebab utama dari penurunan ini adalah turunnya harga minyak global dan kondisi keuangan PT Amman Mineral Internasional yang negatif. Selain itu, beragam biaya operasi termasuk biaya dry hole sebesar US$8,9 juta turut berkontribusi terhadap penurunan tersebut.
PT Amman Mineral Internasional mencatat kerugian bersih sebesar US$31 juta, jauh lebih rendah dibandingkan laba bersih sebesar US$99 juta. Penurunan ini disebabkan oleh keterlambatan dalam proses commissioning smelter baru dan fasilitas pemurnian logam mulia yang sangat diperlukan.
Analisis Kinerja Perusahaan Medco Energi yang Menarik untuk Perhatian
CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, menegaskan bahwa secara keseluruhan kinerja finansial perusahaan tetap menunjukkan ketahanan yang baik. Meski mengalami penurunan harga minyak yang signifikan, Medco tetap bergerak maju.
Dia mengungkapkan bahwa perusahaan memasuki paruh kedua tahun ini dengan optimisme melalui akuisisi yang menguntungkan. Perusahaan baru saja melakukan akuisisi atas tambahan 24 persen hak partisipasi di Wilayah Kerja Corridor, yang diharapkan akan membawa kontribusi positif.
Medco Energi juga mencatat EBITDA sebesar US$623 juta, meskipun mengalami penurunan 4 persen dibandingkan tahun lalu. Rata-rata harga realisasi minyak mengalami penurunan, tetapi harga realisasi gas tetap stabil, memberikan harapan bagi pendapatan perusahaan ke depan.
Rincian Belanja Modal untuk Proyek Strategis
Belanja modal Medco Energi tercatat mencapai US$193 juta, digunakan sebagian besar untuk proyek pengeboran di Blok 60 Oman. Selain itu, pengembangan proyek di South Natuna Sea Block B dan Corridor juga menjadi fokus utama perusahaan saat ini.
Perusahaan memfokuskan investasi pada penyelesaian proyek PLTP Ijen tahap-I dan PLTS Bali Timur, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi energi terbarukan. Proyek-proyek ini juga menunjukkan keberpihakan Medco terhadap pengembangan energi bersih dan berkelanjutan.
Dengan melanjutkan belanja modal pada sektor-sektor strategis, perusahaan berharap dapat meningkatkan efisiensi operasional dan menjaga daya saing. Semua langkah ini diambil untuk memitigasi pengaruh negatif akibat fluktuasi harga energi global.
Pencapaian dan Tantangan Dalam Produksi Energi
Medco Energi berhasil mencatat produksi minyak dan gas sebesar 143 mboepd, meskipun sedikit di bawah panduan dan 7 persen lebih rendah dibandingkan periode tahun lalu. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh permintaan gas yang menurun secara musiman dan pemeliharaan yang direncanakan di fasilitas Senoro.
Proyek pengembangan di lapangan Forel dan Terubuk di Natuna, serta pengembangan Senoro fase 2 diharapkan dapat meningkatkan produksi secara signifikan. Selain itu, ekspansi fasilitas akan menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai target produksi yang lebih tinggi di semester kedua.
Akuisisi 24 persen hak partisipasi Repsol di Corridor PSC yang selesai pada 28 Juli menjadi salah satu pencapaian penting. Dengan langkah ini, perusahaan juga menandatangani perjanjian pertukaran gas domestik, yang berfungsi untuk meningkatkan pasokan gas dalam negeri.