Lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan mental, mulai dari kecemasan hingga depresi. Temuan ini diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan terbaru yang menunjukkan dampak besar kondisi tersebut terhadap masyarakat.
Laporan ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi di berbagai negara. Respons global terhadap tantangan ini menjadi semakin mendesak mengingat meningkatnya jumlah kasus.
Dalam konteks ini, WHO mengingatkan bahwa transformasi layanan kesehatan mental adalah tantangan kesehatan masyarakat yang harus dihadapi. Sebuah investasi yang lebih besar pada kesehatan mental dapat membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat.
Pentingnya Memahami Masalah Kesehatan Mental di Era Modern
Gangguan kecemasan dan depresi termasuk dalam kategori masalah kesehatan mental yang paling umum dihadapi oleh banyak orang. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup individu tetapi juga berdampak pada produktivitas ekonomi secara keseluruhan.
WHO mencatat bahwa bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian utama, terutama di kalangan kaum muda. Upaya untuk mengurangi angka bunuh diri masih jauh dari target yang diharapkan, dengan proyeksi penurunan mencapai hanya 12% hingga tahun 2030.
Ketidakadilan dalam hal akses layanan kesehatan mental juga menjadi masalah serius. Meskipun belanja pemerintah untuk kesehatan mental tampaknya stagnan, manfaat yang diraih dari investasi yang lebih besar di bidang ini sangatlah signifikan.
Kondisi Kesehatan Mental dan Estimasi Ekonomi Global
Dari perspektif ekonomi, kerugian produktivitas akibat depresi dan kecemasan diperkirakan mencapai satu triliun dolar AS per tahun. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental bukan hanya masalah individu, tetapi juga ancaman serius bagi ekonomi global.
Belanja pemerintah yang rendah untuk kesehatan mental, hanya sekitar 2% dari total anggaran kesehatan, sangat mencolok. Negara-negara dengan pendapatan tinggi bisa mengalokasikan hingga 65 dolar AS per orang, sementara negara-negara dengan pendapatan rendah hanya bisa menghabiskan kurang dari 0,04 dolar AS per orang.
Jumlah tenaga profesional di bidang kesehatan mental di seluruh dunia juga menjadi perhatian. Rata-rata, terdapat hanya 13 pekerja kesehatan mental per 100.000 orang, dengan kekurangan yang sangat besar di negara berpenghasilan rendah menengah.
Tantangan dan Harapan dalam Perubahan Sistem Kesehatan Mental
Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar negara masih bergantung pada rumah sakit jiwa sebagai solusi utama, yang sering kali disertai dengan rawat inap paksa yang berkepanjangan. Model layanan berbasis komunitas seharusnya menjadi prioritas untuk memberikan dukungan yang lebih baik bagi individu.
Meski banyak tantangan yang dihadapi, ada juga perkembangan positif yang patut dicatat. Sekitar 80% negara sudah mulai memasukkan dukungan kesehatan mental dalam respons darurat, dibandingkan dengan hanya 39% pada tahun 2020.
Ketersediaan program program kesehatan mental di sekolah, layanan telehealth, dan upaya pencegahan bunuh diri berubah menjadi bagian yang semakin penting dalam kebijakan kesehatan masyarakat. Namun, akses terhadap layanan ini masih sangat bervariasi dan tidak merata di berbagai wilayah.














