Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk wilayah yang rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Potensi gempa megathrust yang bisa terjadi di kawasan ini diprediksi mencapai kekuatan M8,8, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap aktivitas seismik.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan bahwa daerah pesisir selatan DIY memiliki tingkat aktivitas seismik yang tinggi. Dalam sepuluh tahun terakhir, telah tercatat 114 gempa dengan magnitudo di atas 5, dengan dua di antaranya menyebabkan kerusakan signifikan.
Pentingnya Kesiapsiagaan Terhadap Bahaya Gempa
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN) 2017 menunjukkan bahwa potensi terjadinya gempa megathrust di selatan Pulau Jawa bisa menyebabkan tsunami besar. “Ancaman ini nyata dan bisa terjadi tiba-tiba,” jelas Dwikorita saat pembukaan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo.
Dalam upaya mitigasi, BMKG meluncurkan berbagai program, seperti Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami serta Masyarakat Siaga Tsunami. Semua program bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana dan kemampuan dalam merespons situasi darurat.
Dwikorita menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam membangun kesiapsiagaan yang berkelanjutan. Hal ini sangat krusial untuk mengurangi risiko serta melindungi nyawa dan properti masyarakat.
Peran Kulon Progo sebagai Destinasi Wisata dan Pusat Kesiapsiagaan
Kabupaten Kulon Progo memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang wisata Yogyakarta, yang juga berada di zona rawan bencana. Lokasi ini meningkatkan pentingnya penanganan bencana, termasuk melalui pembangunan infrastruktur yang tahan gempa.
Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi salah satu solusi yang dirancang khusus untuk menghadapi ancaman gempa megathrust dan tsunami. Dengan perencanaan yang matang, YIA bukan hanya berfungsi sebagai bandara, tetapi juga sebagai contoh kesiapsiagaan bencana bagi daerah lainnya.
Ekspansi Kesiapsiagaan di YIA menunjukkan bahwa pihak-pihak terkait telah memahami risiko yang dihadapi. Hal ini memberikan kepercayaan kepada masyarakat serta wisatawan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama.
Pendidikan Kebencanaan di Sekolah sebagai Upaya Mitigasi
Saat ini, enam desa di DIY diusulkan menjadi Masyarakat Siaga Tsunami, yang menunjukkan komitmen masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Program edukasi kebencanaan telah menjangkau 166 sekolah, dengan lebih dari 20 ribu peserta yang dilibatkan.
Pendidikan kebencanaan ini sangat penting agar anak-anak dan remaja dapat memahami langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat turut berkontribusi dalam menjaga keselamatan jiwa mereka dan orang-orang di sekitar.
Melalui program-program tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi bencana serta mengurangi dampak yang ditimbulkan. Kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana perlu ditanamkan sejak dini.
Indikator Kesiapsiagaan Tsunami yang Ditetapkan UNESCO
Dwikorita menekankan pentingnya mencakup 12 Indikator Tsunami Ready yang ditetapkan oleh UNESCO-IOC. Indikator ini meliputi pembangunan rambu evakuasi dan peta bahaya tsunami yang dapat membantu masyarakat dalam situasi kritis.
Pencapaian target zero victim sangat mungkin diwujudkan jika semua indikator tersebut dipatuhi. Sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi faktor kunci dalam membangun kesiapsiagaan yang efektif.
Sistem peringatan dini yang efisien juga tidak kalah penting. Masyarakat perlu diberi tahu tentang langkah-langkah evakuasi dan prosedur yang harus diikuti ketika ancaman terjadi.
Kesimpulan: Membangun Ketangguhan Terhadap Bencana
Kesiapsiagaan menghadapi bencana sangat penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, terutama di daerah rawan seperti DIY. Meskipun bencana tidak dapat dicegah, dampaknya tetap dapat diminimalkan melalui persiapan yang matang.
Dwikorita menekankan bahwa tujuan utama dari semua upaya ini adalah untuk menjaga keselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat. Dengan kesiapsiagaan yang baik, pembangunan dan pariwisata di Yogyakarta bisa terus berlanjut tanpa khawatir akan ancaman bencana.
Berbagai program dan informasi yang ada menjadi sarana penting dalam upaya mitigasi bencana. Melalui kerja sama yang solid antara semua pihak, harapan akan sebuah daerah yang aman dan siaga bukanlah sebuah impian belaka.














