Singapura sedang mengambil langkah signifikan untuk meningkatkan keamanan perbatasan dengan menolak masuk pelancong yang dianggap berisiko tinggi. Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) berupaya mencegah individu yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kesehatan, keselamatan, dan sistem imigrasi negara.
Dengan mengeluarkan Arahan Larangan Naik (No-Boarding Direction atau NBD), ICA akan meminta operator transportasi untuk tidak mengizinkan pelancong berisiko naik kapal atau pesawat ke Singapura. Rencana ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2026.
Langkah ini tentunya mencerminkan perhatian serius Singapura terhadap isu keamanan. Dengan meningkatnya mobilitas global, negara ini berkomitmen untuk melindungi warganya dan mencegah potensi risiko yang dapat muncul dari kedatangan pelancong tertentu.
Penerapan Arahan Larangan Naik untuk Keamanan Perbatasan
Menurut informasi terbaru, ICA berencana melaksanakan NBD ini di pos pemeriksaan udara dan laut. Penegakan aturan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah pelancong yang berpotensi membahayakan.
Pelanggaran terhadap arahan ini dapat berakibat serius bagi operator transportasi, yang bisa dikenakan denda hingga S$10.000. Ini adalah langkah preventif yang menunjukkan keseriusan pemerintah akan keamanan publik.
Setelah Undang-Undang Imigrasi (Amandemen) diberlakukan pada akhir tahun 2024, ICA sudah memiliki dasar hukum yang kuat untuk menindaklanjuti kebijakan ini. Peningkatan profil dan deteksi dini diharapkan dapat membantu dalam mengidentifikasi pelancong bermasalah lebih awal.
Peningkatan Volume Pelancong dan Pentingnya Keamanan
Menteri Dalam Negeri, K. Shanmugam, menyoroti tantangan yang dihadapi ICA dalam mengelola volume pelancong yang kian meningkat. Dari tahun 2015 hingga 2024, jumlah pelancong yang melintasi pos pemeriksaan Singapura meningkat signifikan.
Perkembangan infrastruktur juga berkontribusi pada lonjakan ini, seperti beroperasinya sistem transportasi baru dan pembukaan terminal bandara yang lebih besar. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus terhadap keamanan saat jumlah pelancong semakin bertambah.
Transformasi ICA tidak hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga melibatkan penggunaan teknologi untuk mendukung proses identifikasi dan pemantauan. Dengan teknologi canggih, ICA dapat lebih efektif dalam mengelola situasi yang kompleks ini.
Teknologi dan Keamanan: Solusi Modern untuk Tantangan Baru
Teknologi menjadi salah satu andalan dalam meningkatkan efisiensi prosedur imigrasi. Sistem dan perangkat baru dapat membantu dalam mendeteksi potensi risiko dengan lebih cepat dan akurat. Ini diharapkan dapat meredakan beban kerja yang dihadapi petugas imigrasi.
Selama beberapa tahun ke depan, ancaman terhadap keamanan bisa semakin meningkat. Oleh karena itu, implementasi teknologi bukan hanya pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan keamanan negara.
ICA juga fokus pada pelatihan petugas untuk memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Keterampilan dalam penggunaan perangkat baru menjadi kunci untuk menjaga keamanan tanpa mengurangi kenyamanan pelancong.














