Gempa susulan yang mengguncang wilayah Sarmi di Papua telah menciptakan gelombang kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat. Sejak gempa utama pada 16 Oktober, lebih dari seratus gempa susulan tercatat, yang menunjukkan aktivitas seismik yang signifikan di area ini.
Salah satu gempa terbaru terjadi pada Minggu, 19 Oktober, dengan magnitudo 5,1. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi bahwa gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat pergeseran Sesar Anjak Mamberamo yang ada di wilayah tersebut.
Dampak Gempa Bumi di Sarmi dan Sekitarnya
Sejak gempa utama, masyarakat Sarmi merasakan dampak yang cukup signifikan, termasuk kerusakan pada bangunan. Gempa dengan kekuatan 6,6 diikuti oleh 120 gempa susulan dengan kekuatan beragam antara 2,2 dan 5,1.
Menurut penjelasan dari BMKG, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik, yang biasanya menghasilkan getaran yang kuat di permukaan. Masyarakat diharapkan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan berikutnya.
Berdasarkan data dari BMKG, getaran yang dirasakan oleh warga berada pada skala intensitas II MMI, artinya tidak semua orang akan merasakannya, tetapi cukup banyak penduduk yang melaporkan pengalaman mereka. Meskipun dampak fisik dari gempa cukup kuat, pihak berwenang memastikan bahwa tidak ada potensi tsunami yang diakibatkan oleh kejadian ini.
Pihak pemerintahan lokal telah mulai melakukan penilaian kerusakan. Beberapa bangunan mengalami keretakan parah, dan ada laporan tentang jalan-jalan yang terputus akibat aktivitas seismik ini. Langkah pemulihan perlu segera diterapkan untuk mencegah situasi semakin memburuk.
Peran Sesar Anjak Mamberamo dalam Aktivitas Seismik
Pergerakan Sesar Anjak Mamberamo telah menjadi fokus perhatian para ahli seismologi. Sesar ini dianggap sebagai penyebab utama dari cedera gempa yang terjadi di Sarmi.
Dari hasil kajian, gempa bumi terjadi di kedalaman sekitar 10 kilometer, yang meningkatkan potensi terutama bagi bangunan yang tidak dirancang untuk menahan guncangan. Oleh karena itu, penting bagi semua masyarakat untuk memperhatikan struktur bangunan mereka.
Pengetahuan tentang perilaku seismik di wilayah Sarmi juga menjadi langkah penting ke depan untuk meminimalisir potensi bahaya. Edukasi dan simulasi mengenai penanganan gempa harus diperkuat agar masyarakat lebih siap.
Dalam konteks ini, pemahaman akan peran serta masyarakat dalam mitigasi risiko gempa sangat krusial. Kesiapan untuk evakuasi dan akses ke informasi tentang gempa adalah elemen penting dalam membangun ketahanan masyarakat.
Tindakan yang Perlu Diterapkan Oleh Masyarakat Setelah Gempa
Setelah gempa, masyarakat diimbau untuk tidak mendekati bangunan yang telah retak atau rusak. Pihak berwenang menyarankan agar warga melakukan pemeriksaan atas keamanan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah mereka.
Masyarakat juga seharusnya melaporkan kerusakan yang terjadi kepada pihak berwenang guna mempercepat proses pemulihan. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi dampak pasca-gempa dengan lebih efisien.
Bagi mereka yang merasa cemas atau trauma akibat kejadian ini, sangat penting untuk mencari dukungan psikologis. Sesi konseling bisa membantu mempercepat pemulihan mental masyarakat yang terdampak oleh bencana.
Program penyuluhan mengenai keamanan bangunan dan cara-cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa juga harus digalakkan. Kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan adalah langkah awal penanganan bencana yang lebih baik di masa depan.














