Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia mengungkapkan situasi pasar motor listrik di Tanah Air saat ini. Alih-alih berkembang pesat, penjualan motor listrik justru mengalami penurunan drastis yang tidak terduga, membuat banyak produsen terpaksa menghadapi masalah stok yang menumpuk di dealer dan pabrik.
Pada periode awal tahun 2025, penjualan motor listrik di Indonesia hanya mencapai angka yang memprihatinkan. Hal ini semakin mencolok ketika dibandingkan dengan target yang cukup ambisius untuk tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 100 ribu unit.
“Dari asosiasi dealer ini, kami menerima laporan tentang stok yang melimpah baik di dealer maupun pabrik. Penyerapannya sangat kurang,” ujar Budi Setyadi ketika dihubungi.
Alasan Penurunan Penjualan Motor Listrik di Indonesia
Dalam rentang waktu dari Januari hingga Juni 2025, penjualan motor listrik di kalangan anggota asosiasi hanya mencatat 11 ribu unit. Angka ini jauh dari harapan dan menunjukkan ketimpangan signifikan terhadap target yang telah ditetapkan.
Menurut Budi, salah satu alasan utama penurunan penjualan adalah hilangnya insentif pemerintah yang sebelumnya memberikan potongan harga sebesar Rp7 juta untuk setiap unit motor listrik. Kebijakan ini tampaknya sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
“Di tahun 2024, kami bisa menjual sekitar 62 ribu unit karena adanya subsidi dari pemerintah. Namun, dengan kehilangan insentif ini, masyarakat menjadi ragu untuk membeli motor listrik,” tambahnya.
Kendala Produsen dalam Memasarkan Motor Listrik
Dengan penurunan penjualan yang drastis, produsen motor listrik menghadapi berbagai kendala. Banyak dari mereka kini kebingungan dengan stok yang tidak terjual dan harus memikirkan strategi baru untuk menarik minat konsumen kembali.
Beberapa produsen yang tergabung dalam asosiasi merasa kesulitan untuk beroperasi karena tingginya biaya penyimpanan dan risiko kerugian akibat barang yang tidak terserap pasar. Observasi di lapangan menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih untuk menunggu kejelasan mengenai kebijakan subsidies.
Moeldoko, Ketua Umum Perhimpunan Industri Kendaraan Listrik Indonesia, juga mengonfirmasi bahwa penjualan motor listrik mengalami tren penurunan 20-30 persen. Hal ini dinyatakan sebagai dampak langsung dari kebijakan insentif yang tidak lagi berlaku.
Pentingnya Kebijakan Dukungan untuk Mendorong Pasar Motor Listrik
Pembatalan subsidi untuk motor listrik diakui sebagai langkah yang berisiko dalam konteks pengembangan pasar. Para pelaku industri menjalani tantangan berat dan mendesak pemerintah untuk mengkaji kembali kebijakan ini demi mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
“Sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan dukungan yang jelas bagi industri ini. Tanpa insentif, kami khawatir konsumen akan kehilangan minat untuk beralih ke motor listrik,” imbuh Budi.
Kedepannya, dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan atau insentif akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pasar motor listrik di Indonesia. Mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap produk ini menjadi langkah krusial.